Jember, Barometerpos.com Ada yang berbeda dalam peringatan HUT PMI ke-76 di markas PMI Kabupaten Jember Jumat (17/9) kemarin. PMI menghadirkan keluarga Salimatul Fuad, penggerak Kampung donor Desa Karangduren Kecamatan Balung. Salimatul Fuad bersama kedua orang tuanya meninggal dunia setelah terpapar Covid-19. PMI Kabupaten Jember secara khusus menghadirkan suami dan anak Salimatul Fuad yaitu Agus Pratikno dan Dzakira Thalieta Zahra. Hari Sabtu (19/9) peringatan 40 hari meninggalnya Salimatul Fuad.
Almarhumah Salimatul Fuad selama hidupnya dikenal sebagai salah penggerak pendonor darah di Desa Karangduren. Dengan berbagai inovasinya, Salimatul Fuad bersama sejumlah penggerak pendonor Desa Karangduren berhasil membangun kesadaran masyarakat untuk aktif donor darah. Salimatul Fuad dan teman-temanya berhasil mendirikan Kampung Donor di Desa Karang Duren.
Kini semangat menjadi penggerak pendonor di Kampung Donor di Desa Karang Duren akan diteruskan Suami Salimatul Fuad, Agus Pratikno disela-sela HUT PMI di Markas PMI kabupaten Jember menyatakan akan melanjutkan semangat Salimatul Fuad Fuad. “Saya akan meneruskan perjuangan almarhumah. Saya bersama teman-teman pendonor darah akan terus giat membangun kesadaran masyarakat Desa Karangduren untuk aktif donor darah,” kata Agus Pratikno bersama anak semata wayangnya Dzakira Thalieta Zahra.
Agus Pratikno mengaku selama ini sangat mensupport istrinya yang aktif menjadi penggerak pendonor di Desa Karang Duren. “Selama ini sebenarnya saya aktif juga mensupport, karena kesibukan saya tidak terlibat langsung tetapi istri yang banyak berkiprah bersama para pendonor darah yang lain,” imbuhnya.
Agus Pratikno menjelaskan almarhumah Salimatul Fuad sering bercerita pentingnya donor darah. “Donor darah itu sangat penting, setetes darah bisa menyelamatkan sesama yang membutuhkan,” imbuhnya. Apalagi, sambungnya, di media sosial sering muncul permintaan darah. Apalagi, saat awal pandemic Covid-19.
Dengan semangat itu, Salimatul Fuad awalnya hanya mengajak beberapa orang untuk bekerjsama dengan Unit Donor Darah (UDD) PMI untuk menggelar donor darah sukarela. Untuk merangsang masyarakat, Salimatul Fuad dan penggerak pendonor lainnya sampai mencarikan donatur. Tak jarang sukarela mengeluarkan dana pribadi agar kegiatan donor darah di Desa Karang Duren berlangsung sukses.
Alhamdulillah, sejak pertama kali digelar, kegiatan donor darah di Kampung Donor Karang Duren selalu ramai. Dan donator juga makin banyak sehingga membuat pendonor juga makin banyak. Hingga, akhirnya Desa Karang Duren ditetapkan PMI Kabupaten Jember menjadi Kampung Donor yang kedua, setelah Kampung Donor Ajung.
Ghufon Eviyan Efendi, Kepala Unit Humas PMI Kabupaten Jember mengaku banyak terbantu dengan kebedaraan Almarhum Salimatul Fuad sebagai penggerak pendonor. “Almarhumah memang sangat aktif untuk urusan donor darah di Kampung Donor Desa Karang Duren. Kami sangat kehilangan beliau, kini kami harapkan semangat Mbak Salimatul Fuad diteruskan suaminya, mas Agus Pratikno. Kepada kami, Mas Agus menyatakan akan meneruskan perjuangan istrinya,” kata Ghufron.
Dia menjelaskan, semangat almarhumah Salimatul Fuad bisa jadi teladan bagi pendonor darah yang lain. “Banyak relawan penggerak pendonor yang lain punya semangat yang sama, kami harapkan semangat mbak Salimatul Fuad diteruskan,” ungkapnya.
Ketua PMI Kabupaten Jember H EA Zaenal Marzuki SH MH menyatakan semangat almarhumah Salimatul Fuad memang bisa menjadi contoh. “Semangatnya almarhumah Mbak Salimatul Fuad bisa kita tiru. Mereka pahlawan kemanusiaan sebenarnya, tanpa pamrih, aktif untuk sesama” imbuhnya.
H E Zaenal Marzuki mengakui, peringatan HUT PMI ke-76 dilaksanakan dengan sederhana. PMI menggelar bakti sosial dengan membagi sembako dan kebutuhan anak-anak yatim. Melaksanakan vaksin dan mensupport sosialisasi vaksin Covid-19. Tepat pada HUT, 17 September digelar senam bersama bagi bagi doorprize untuk pegawai, dan relawan PMI. “Di tengah pandemic Covid-19 ini perayaan HUT PMI sederhana dengan memotong tumpeng. Tetapi hal itu tidak mengecilkan arti kelahiran PMI. PMI tetap menjadi organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan,” imbuhnya.
PMI memiliki tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan. PMI tidak memihak golongan politik, ras, suku ataupun agama tertentu. PMI dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.(*)