REK Jember Resmi Diluncurkan: Menyemai Harapan Ekonomi Kreatif dari jember untuk Negeri.

 


Jember, 6 Juni 2025— Sebuah ruang baru untuk bertumbuh, berkolaborasi, dan berekspresi kini resmi hadir di Jl. Kalimantan No. 27, Sumbersari, Kabupaten Jember. Bernama R.E.K (Ruang Ekonomi Kreatif Kolektif),tepatnya di gedung KKPRI UNEJ, wadah ini didirikan pada tahun 2025 dengan semangat membangun ekosistem ekonomi kreatif yang berakar pada seni, budaya, dan wirausaha lokal.

Menggabungkan kekuatan UMKM, sanggar seni budaya, galeri seni dari industri kreatif, ruang edukasi, hingga workshop, REK hadir sebagai ruang hidup tempat ide, kreasi, dan komunitas bertemu. Lokasinya yang berada di jantung kawasan kampus membuat REK bukan hanya ruang, tetapi denyut baru bagi kehidupan budaya dan ekonomi Jember.

Ratusan pengunjung dari berbagai latar belakang hadir dalam peluncuran REK pada 28 mei 2025—mulai dari tokoh masyarakat, komunitas seni, pelaku UMKM, mahasiswa, hingga penggiat budaya. Semua datang membawa satu semangat: membangun bersama dari bawah, secara mandiri dan kolektif.

Membangun dari Bawah, Bergerak Bersama.

Deva wisnu


Dalam wawancara bersama Deva Wisnu, perwakilan pengelola REK, dijelaskan bahwa meski belum ada dukungan dana pemerintah secara langsung, REK tetap berkomitmen untuk tumbuh dengan semangat gotong royong.

“Secara manajemen, kita sudah punya sistem dan planning. Mulai dari membangun ekonomi kreatif secara kolektif, membuat kalender kegiatan rutin, hingga kerja sama dengan sekolah dan perguruan tinggi untuk mengisi program di REK,” ujar Deva.

Bagi tim REK, kunci keberlanjutan bukan hanya soal dana, tetapi keberanian merancang masa depan secara bersama. Mereka percaya, kreativitas bisa menjadi modal utama jika dikelola dengan terencana.

Mimpi Menjadi 'Malioboro-nya Jember'


Ketika ditanya tentang indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam 1-2 tahun ke depan, Deva menjelaskan bahwa fokus utama saat ini adalah memperkuat ekonomi dasar.

“Kita bangun kekuatan ekonomi dulu—dari cafe, UMKM, kuliner Nusantara. Setelah itu baru ke penguatan kolektif seninya. Kita bantu mereka berkembang, minimal dengan menyediakan ruang untuk berekspresi. Harapannya, kawasan kampus ini ke depan bisa jadi seperti Malioboro-nya Jember,” tambahnya.

Ruang untuk Semua.

Lebih dari sekadar tempat, REK juga menawarkan harapan bagi komunitas-komunitas yang selama ini kurang mendapat ruang. Menjawab isu inklusivitas, Deva menekankan pentingnya semangat do it yourself (DIY) berbasis kolektif dan kooperatif.

“Komunitas seni budaya di Jember itu banyak dan berkualitas. Tapi ruang publik yang benar-benar terbuka dan ramah bagi mereka dirasa kurang. Di sinilah REK hadir, sebagai ruang yang tak hanya terbuka secara fisik, tapi juga secara visi: untuk tumbuh bersama,” jelasnya.

Dengan semangat independen dan solidaritas antarkomunitas, REK kini menjadi wajah baru gerakan ekonomi kreatif Jember. Tak hanya memajukan pelaku UMKM dan seniman lokal, tapi juga menyalakan mimpi bersama bahwa dari sebuah jalan kecil di Jember, bisa lahir tempat besar yang menyentuh banyak kehidupan. 

Tim liputan barometer pos.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak