Karnaval Budaya Nusantara di Glundengan Wuluhan Jember Jadi Simbol Kebersamaan

Jember, 17 September 2025 — Semangat kemerdekaan kembali menggema di Kabupaten Jember. Dalam rangka memperingati puncak HUT ke-80 Republik Indonesia, Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, menggelar Karnaval Budaya Nusantara yang berlangsung meriah dan penuh warna, Rabu (17/9).

Sejak pagi, jalan-jalan utama desa dipadati warga. Dari anak-anak hingga para lansia, semua tumpah ruah di pinggir rute karnaval untuk menyaksikan suguhan budaya yang menampilkan kekayaan tradisi Nusantara. Sebanyak **24 peserta**, terdiri atas berbagai instansi sekolah dan kelompok masyarakat, tampil dengan penuh semangat.



Setiap kelompok mengenakan kostum adat dari berbagai daerah di Indonesia, disertai tarian tradisional dan atraksi budaya yang memikat. Salah satu penampilan paling memukau datang dari **SMP Negeri 2 Wuluhan**. Siswa kelas 7 sekolah tersebut mengangkat tema **Kerajaan Majapahit**, tampil bak bangsawan dengan kostum megah lengkap dengan atribut kerajaan. Mereka juga memerankan kisah perjalanan para raja bawahan Majapahit yang menghaturkan upeti ke pusat kerajaan.

Kepala SMPN 2 Wuluhan, **Muhammad Rido’i**, menjelaskan bahwa konsep tersebut bertujuan mengenalkan sejarah kejayaan Nusantara sekaligus mengasah kreativitas siswa.

“Lebih dari sekadar parade, karnaval budaya ini menjadi media pembelajaran kontekstual yang menyenangkan dan penuh makna,” ujarnya.

Sebelum pawai dimulai, setiap peserta menampilkan tarian pembuka di titik start. Persaingan sehat terasa jelas: kekompakan tim, koreografi, keindahan kostum, hingga kekuatan pesan budaya dinilai menjadi daya tarik utama.

Penjabat Kepala Desa Glundengan, **Acmad Mujayyin, S.Pd**, menegaskan bahwa karnaval ini bukan hanya acara rutin tahunan.

“Karnaval Budaya Nusantara ini bukan hanya untuk memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia, tetapi juga sebagai ajang mempererat dan merajut kebersamaan serta menunjukkan bahwa warga Glundengan mampu bersatu dalam keberagaman,” katanya saat membuka acara.

Mujayyin menambahkan, tahun ini terasa lebih istimewa karena seluruh elemen masyarakat—dari perangkat desa, BPD, RT/RW, pemuda, ibu-ibu PKK, hingga tokoh masyarakat—turut aktif merencanakan dan melaksanakan kegiatan.

“Karnaval ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga edukasi bagi generasi muda untuk mengenal kekayaan budaya bangsa, menumbuhkan cinta tanah air, dan toleransi antar sesama,” pungkasnya.

Dengan penyelenggaraan karnaval ini, Desa Glundengan tak hanya memperingati hari kemerdekaan, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai luhur bangsa: **persatuan dalam keberagaman, gotong royong, dan kecintaan terhadap budaya Nusantara.**

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak