Wartawan : ucub
Jember, Barometerpos.com PMI kabupaten Jember menindaklanjuti apel kesiapsiagaan yang digelar Pemkab Jember Senin (25/10). PMI bersama masyarakat Mandigu akan menggelar simulasi bencana alam tanah longsor yang dijadwalkan digelar 29 dan 30 Oktober 2021. Agar masyarakat Mandigu selalu siaga dan siap jika benar-benar terjadi tanah longsor.
“Tim relawan PMI bersama warga Mandigu bakal bersinergi dan berkolaborasi untuk menggelar simulasi tanah longsor,” kata Ketua PMI Kabupaten Jember H EA Zaenal Marzuki SH MH. Relawan PMI akan bersinergi dan kolaborasi dengan masyarakat dan elemen-elemen lain di Mandigu Desa Suco Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember.
Relawan PMI sudah siaga dalam menghadapai bencana alam. PMI telah menyiagakan relawan yang setiap saat bisa diterjunkan. Bahkan, para relawan juga sudah dilatih secara khusus untuk menghadapi ancaman bencana alam yang biasa terjadi saat musim hujan seperti banjir bandang, banjir genangan, tanah longsor, angin putting beliung dan sebagainya.
Hal itu ditunjukkan PMI Kabupaten Jember yang bergabung dalam apel kesiapsiagaan bencana yang digelar di Alun-Alun Kabpaten Jember. PMI kabupaten Jember mengerahkan para relawan serta peralatan yang dimiliki untuk menghadapi kemungkinan bencana alam yang sewaktu-waktu terjadi di Kabupaten Jember.
Bupati Jember Ir. H. Hendy Siswanto memimpin apel kesiapsiagaan bencana yang berlangsung di alun-alun Kabupaten Jember, Senin (25/10). Sedangkan ketua PMI kabupaten Jember ikut mendampingi Bupati Ir. H. Hendy Siswanto saat meninjau pasukan dan peralatan yang dimiliki berbagai organisasi, salah satunya milik PMI Kabupaten Jember.
“Berdasarkan data BMKG, wilayah Jawa Timur akan memasuki musim hujan yang puncaknya akan terjadi pada sekitar November 2021 hingga Februari 2022. Diperkirakan curah hujan juga akan meningkat, karena adanya pengaruh badai La Nina yang memicu peningkatan hingga 20-70 persen,” kata ketua PMI kabupaten Jember H EA Zaenal Marzuki SH MH.
Melihat besarnya potensi bencana alam tersebut, PMI Kabupaten Jember siap bersinergi dengan Pemkab yaitu BPBD, dan pihak lain seperti TNI, Polri, Basarnas, menyusun rencana kontijensi, serta melaksanakan pendekatan secara preventif kepada masyarakat agar turut bersama-sama mengantisipasi bencana alam yang mungkin akan terjadi.
Sementara itu, Bupati Hendy menyatakan, berdasarkan Data Indeks Resiko Bencana dari BNPB RI, Kabupaten Jember berpotensi cukup tinggi terhadap bencana banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi, dan erupsi gunung berapi. “Dan berdasarkan prediksi prakiraan cuaca BMKG bahwa musim hujan di wilayah Jawa Timur akan dimulai lebih dini yakni pada Oktober ini dan pada bulan ini juga akan terjadi periode transisi musim kemarau ke musim penghujan,” ungkapnya.
Dia juga mendorong masyarakat untuk memfungsikan poskamling sebagai sarana kesiapsiagaan bencana, serta membuat kentongan di setiap poskamling. Dengan sosialiasi yang masif serta berkelanjutan kepada masyarakat, maka apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, potensi bencana dapat terkelola dengan baik. “Sehingga mengurangi resiko yang tidak diinginkan,” pungkasnya. (*)