Wakil Bupati Jember Rabu melepas 202 santri menuju PP Sidogiri Pasuruan. Para Santri Tangguh Jember berangkat bersama-sama dari PP. Nurul Qur'an di Dusun Paseban, Desa Rowotamtu, Kecamatan Rambipuji, Jember ke PP Sidogiri ini adalah yang ke-tiga dari empat gelombang yang direncanakan.
Semua kembali ke pondok dengan kondisi tidak biasa, pada masa pandemi covid19 yang menakutkan. Khusus Jember sudah masuk kuning. Saya berterimakasih kepada tim medis yang berada di garda depan. Pakai APD itu susah dan tersiksa lho. Sudah 70 nakes meninggal karena Covid19".
KH. Abdul Muqit Arief pernah merasakan hidup sebagai santri, ia tahu persis. "Kehidupan santri secara bersama-sama di Pondok Pesantren rawan sekali tertular dan ditulari virus," kenangnya. Biasanya saling tukar alat makan, baju dan lainnya.
Data Gugus Tugas di Kabupaten Jember ada 50.000 lebih santri dirapid dengan biaya dari anggaran covid Kabupaten Jember. Biaya normalnya mencapai 400.000,-.Santri harus membiasakan diri dengan adaptasi kehidupan baru. "Saya mohon jangan berjabat tangan apalagi saling berpelukan dan berciuman pipi .15/07/2020
Rapid tes ini salah satu ikhtiar saja, selebihnya harus sering cuci tangan dan jaga jarak selama di Pondok. Di Jawa ada 5 Pondok Pesantren ditutup karena ada santrinya yang kedapatan positif ,mengajak santri mendoakan warga Jember pada umumnya. "Mohon didoakan agar Kabupaten Jember terbebas dari covid dan kembali seperti sediakala," pinta Kyai pada para
Kepada ikatan alumni PP Sidogiri, muspika dan pengasuh PP Nurul Qur'an yang sudah mengawal 202 santri dengan naik 5 bus sewaan dari Satgas. (hin)